Ephemeral
Senin, 15 April 2024
Halo, Kamu.
Selasa, 12 Desember 2023
Hmm
Bahkan ketika semua manusia sedang asyik melahap binarnya dunia, mataku hanya berbinar menggetar menatapmu.
Sebab aku takut melukai sisi terpuitismu, dengan diksi-diksi yang 24 malam kupikirkan untuk menyentuh telingamu.
Sambil berpikir, dengan majas macam apalagi harus aku tuliskan keindahanmu, agar Tuhan tidak cemburu?
Jumat, 25 Agustus 2023
Sudah kah?
Rindu yang kutitipkan melalui teman
Rindu yang kutinggalkan di teras halaman
Rindu yang kulayangkan ke atas awan
Rindu yang kutambatkan di gerbong kanan
Rindu yang kuletakan di sisi jalan
Rindu yang kuratapi dengan isakan
Rindu yang kulirikkan dalam lantunan
Rindu yang kusembunyikan dalam tulisan
Rindu yang kusiratkan dalam candaan
Sudah kah kau temukan?
Rabu, 23 Agustus 2023
Hai, Tuan.
Jumat, 18 Agustus 2023
Gadis Dalam Kaca
Aku : Aku menghampirinya, menatapnya sedikit lebih lama dari biasanya. Dia temanku, teman lamaku, teman karibku. Kadang aku merasa dia dapat merasakan apa yang aku rasa. Setelah sekian lama, aku ingin berbagi dengannya.
Aku : Kulihat hari ini dia menghampiriku, lebih lama dari hari-hari yang lalu. Dia lebih lama menatapku, nanar, entah apa yang ingin dia sampaikan. Aku menunggu.
Aku : Lihat, dia tepat di hadapanku, tersenyum seperti biasa, aku tau dia terluka, aku merasakan sakit dalam diamnya, tapi dia tetap tersenyum begitu saja, dan untuk pertama.. aku benci melihat senyumnya.
Aku : Aku masih menunggunya untuk bicara, dia tampak lelah, tampak ingin menyerah, aku hanya bisa tersenyum berusaha menguatkannya, aku ingin menghilangkan beban di hatinya, namun dia tampak tak peduli.
Aku : Ku katakan padanya untuk menyerah, ku bilang kalau segala hal yang dia mampu lakukan terkadang tak perlu dan tak selalu berakhir manis. Aku ingin dia berhenti tersenyum, aku ingin dia berhenti berpura-pura layaknya bahagia atas setiap lukanya.
Aku : Dia bilang padaku untuk menyerah, dia bilang tak semua semuanya berakhir manis, apakah kebanyakan memang pahit? Dia bilang benci jika aku tersenyum untuk lukaku, tak taukah dia? Atas semua senyum yang kulakukan hanya agar dia dapat bertahan.
Aku : Dia mencoba mengangguk mengiyakan, entah apa yang dia pikirkan, selama ini dia hanya diam, sebanyak apapun kalimat yang aku sampaikan dia tetap diam tanpa ada perlawanan, pun kali ini. Aku ragu, padanya, padaku.
Aku : Mengangguk mengiyakan adalah jalan pintas, apapun yang dia lakukan aku hanya bisa mendukung dan menguatkan, membuatnya bertahan. Aku tau yang dia rasakan, dia menangis dan air mataku juga menetes. Aku harus apa untuk menghilangkan ragunya?
Aku : Aku malah menangis entah kenapa, ingin sekali aku memeluknya, tapi apa daya, menyentuhpun tangan ini tak berdaya. Bahkan hanya sekedar untuk menggenggam tangannya. Dia tersedu tanpa suara, dan aku bisa apa?
Sebab dia gadis dalam kaca.
Aku : Aku turut menangis mengikuti isaknya yang nyaris tak bersuara, dia tampak rapuh, aku harus bagaimana? Seseorang diluar sana, bisa tolong peluk dia?
Kamis, 10 Agustus 2023
Garis Interaksi
Adi : "Merah kan nggak tau ya kalau dia bakal jadi ungu kalau ketemu biru."
Fika : "Hah, gimana?"
Adi : "Iya, merah ketemu biru, jadi ungu. Mereka kan nggak punya kendali."
Fika : (senyum memahami) "Aku suka merah.."
Adi : "Aku, suka biru.."
Fika & Adi : (mengucap bersamaan) "Tapi aku gak suka ungu.."
Minggu, 23 Juli 2023
Asmaraloka
Mengakar jadi renjana
Tatkala harsa menjeremba
Merengkuh daksa
Ke dekap jiwa
Bak serayu yang jadi dersik
Cinta pecahkan sunyi semesta
Bak bisik yang jadi berisik
Rindu ramaikan sepinya sukma
Kuncup memekar
Pelangi berbinar
Bisakah
Qadha dari Sang Pencipta
Menghembus ijab segala doa
Iktikad mengukir akad
Selasa, 18 Juli 2023
Tinggal
Pada Bahasa Indonesia, kata "tinggal" dapat memiliki dua makna.
Pertama, ia bisa berarti menetap (pada suatu tempat/sesuatu). Sebagai contoh :
Aku tinggal disini, aku tinggal bersamamu, kita tinggal bersama.
Kalimat yang indah dan menenangkan bukan? Tapi, kata tinggal tersebut sekejap bisa menjadi sebuah mimpi buruk, bumi gonjang-ganjing, atau simalakama, jika digunakan dengan imbuhan. Entah itu ditambahkan dengan me- , di- , atau ter - .
meninggalkan, ditinggalkan, tertinggal.
Ketika kata ini muncul, hal yang kita sebut luka, nelangsa, dan juga penyesalan bisa saja mengikuti. Pada akhirnya, kata "tinggal" mungkin menanggung cinta dan beban sebuah kesedihan.
Jadi, kira-kira, ketika saya bersama anda, saya akan mendapatkan kata yang mana?
Apakah berakhir dengan atau tanpa imbuhan?
- Hzr.
Kamis, 13 Juli 2023
Khawatirnya Perempuan
Ada saja yang memenuhi ruang-ruang di pikirannya. Ada saja hal-hal yang membuatnya sakit kepala tiba-tiba karena ulahnya sendiri.
Minggu, 09 Juli 2023
Diam
Lalu semua temaram
Gelap
Dalam khilaf
Bergeraklah sedikit
KAU
Jadi A KU
Yasudahlah,
Minggu, 02 Juli 2023
Tolong Catat
Pada hati yang baru, berhati-hatilah dengan hati.
Ingat, pada cinta yang baru, mencintailah dengan lebih baik.
Jumat, 30 Juni 2023
Dari Dialog Terakhir
Segala awal yang tercipta dan mengukuhkan diri untuk dimilikimu perlahan berjingkat dan memutuskan pergi. Hutan, hujan, awan, langit, singkong. Padahal cintaku jauh lebih abadi dibanding mati.
Kau memilih pulang jauh meninggalkan takdir sebagai sesuatu yang tak bermakna. Di mana sebenarnya cintamu Nawang Wulan? kuingat percakapan terakhir kita hanya berbalasan cinta, tapi apa?
Aku menanggalkan cita, kita, jadi ketiadaan yang sempurna.
Cinta bagimu semata kata, aku tak mau percaya khayangan menganggapmu makhluknya. Pembual.
Sekelebat—Aku tahu semua akan berakhir seperti ini, sungguh, aku meramalkannya sejak kulupa di mana kutaruh selendangmu.
Dengar pertanyaanku, Apa yang lebih kau cari di khayangan ketimbang hidupmu yang lebih nyata di sini? Bagi kami khayangan itu fana, hanya semata imaji liar yang tak pernah ada.
Dengarlah tangis yang datang dari Nawang Asih, kelak ia akan bicara dan bertanya kemana ibunya, lantas kujawab apa? Ibunya di surga?
Wulan, hari ini tubuhku hidup, aku bernapas dan bicara menuntut Tuhan. Coba pernah kau tengok isi jiwaku? jantung dan bagian lain paru-paruku? Mereka biru, berdegup tanpa alasan dan menghirup kekosongan.
Kisah kita akan berulangkali didengar sebagai kisah cinta yang menghancurkan jiwa, yang akan selalu dikisahkan bahwa kita mencintai orang yang meninggalkan kita dan meninggalkan orang yang mencintai kita.
- R, Terisnpirasi oleh naskah "Percakapan Terakhir Jaka Tarub dan Nawang Wulan" karya Ferdi Firdaus.
Kamis, 22 Juni 2023
Tertanda, Calon-Calon Kesedihan
Pagi ini ada sepucuk surat, kurang lebih isinya seperti ini:
“Hei. Aku cuma mau bilang, bagaimanapun kamu tahu aku akan datang kan?
Jangan panik, jangan cemas, sebab hanya satu yang bisa membuat kamu tenang menghadapiku.
Bukan, bukan kuat yang dibuat-buat, atau bahagia yang pura-pura, melainkan penerimaan dan pengertian, bahwa aku ada di hidupmu melainkan untuk semakin mendekatkanmu dengan kepasrahan dan keikhlasan pada apa pun.
Terlebih pada kehendak Tuhan; bentuk sesungguhnya dari kekuatan.”
Tertanda,
Calon-calon kesedihan.