Jumat, 25 Agustus 2023

Sudah kah?

Rindu yang kutitipkan melalui teman

Rindu yang kutinggalkan di teras halaman

Rindu yang kulayangkan ke atas awan

Rindu yang kutambatkan di gerbong kanan

Rindu yang kuletakan di sisi jalan

Rindu yang kuratapi dengan isakan

Rindu yang kulirikkan dalam lantunan

Rindu yang kusembunyikan dalam tulisan

Rindu yang kusiratkan dalam candaan

Sudah kah kau temukan? 

Rabu, 23 Agustus 2023

Hai, Tuan.

Wahai Tuan yang lebat alisnya.

Ada apa dengan petangmu?
Semesta membuatmu terjatuh?
Kerjaanmu semakin beranak pinak?
Atau lebih pahitnya kau menemukan luka lamamu di balik mata seseorang?

Sebab, sapamu dengan udara di pagi ini senasib;

Dingin dan sementara.

Sebenar adanya, kerap kali terbesit doa agar aku bisa mengulang hidup. Supaya bisa hadir menjadi kamarmu, tempat kamu melepas lelah hari-harimu.

Atau mungkin jadi gawai yang hampir 24 jam kau tatap dan tak kau biarkan jatuh. Setidaknya, membuatmu tidak merasa hampa ketika manusia hilir mudik acuh terhadapmu.

Atau aku ingin menjadi selimutmu! Tentu yang tak absen membuatmu hangat ketika dinginnya kata-kata orang lain menusuk tulangmu, atau saat kau jatuh sakit, entah karena cinta atau karena rindu, atau memang penyakit. Aku ingin membantumu sembuh.

Atau menjadi sepeda motormu juga tak apa. Mengarungi jalan, pemandangan, angin, dan terkadang menatap senja bersama-sama.

Aku, sungguh aku, ingin menjelma menjadi apa saja yang tak luput dari mata dan genggamanmu, atau kalau boleh sedikit melunjak, menjadi seseorang yang bisa berada di sampingmu. Hingga akhir.

Jumat, 18 Agustus 2023

Gadis Dalam Kaca

Aku : Aku menghampirinya, menatapnya sedikit lebih lama dari biasanya. Dia temanku, teman lamaku, teman karibku. Kadang aku merasa dia dapat merasakan apa yang aku rasa. Setelah sekian lama, aku ingin berbagi dengannya.

Aku : Kulihat hari ini dia menghampiriku, lebih lama dari hari-hari yang lalu. Dia lebih lama menatapku, nanar, entah apa yang ingin dia sampaikan. Aku menunggu.

Aku : Lihat, dia tepat di hadapanku, tersenyum seperti biasa, aku tau dia terluka, aku merasakan sakit dalam diamnya, tapi dia tetap tersenyum begitu saja, dan untuk pertama.. aku benci melihat senyumnya.

Aku : Aku masih menunggunya untuk bicara, dia tampak lelah, tampak ingin menyerah, aku hanya bisa tersenyum berusaha menguatkannya, aku ingin menghilangkan beban di hatinya, namun dia tampak tak peduli. 

Aku : Ku katakan padanya untuk menyerah, ku bilang kalau segala hal yang dia mampu lakukan terkadang tak perlu dan tak selalu berakhir manis. Aku ingin dia berhenti tersenyum, aku ingin dia berhenti berpura-pura layaknya bahagia atas setiap lukanya.

Aku : Dia bilang padaku untuk menyerah, dia bilang tak semua semuanya berakhir manis, apakah kebanyakan memang pahit? Dia bilang benci jika aku tersenyum untuk lukaku, tak taukah dia? Atas semua senyum yang kulakukan hanya agar dia dapat bertahan.

Aku : Dia mencoba mengangguk mengiyakan, entah apa yang dia pikirkan, selama ini dia hanya diam, sebanyak apapun kalimat yang aku sampaikan dia tetap diam tanpa ada perlawanan, pun kali ini. Aku ragu, padanya, padaku.

Aku : Mengangguk mengiyakan adalah jalan pintas, apapun yang dia lakukan aku hanya bisa mendukung dan menguatkan, membuatnya bertahan. Aku tau yang dia rasakan, dia menangis dan air mataku juga menetes. Aku harus apa untuk menghilangkan ragunya?

Aku : Aku malah menangis entah kenapa, ingin sekali aku memeluknya, tapi apa daya, menyentuhpun tangan ini tak berdaya. Bahkan hanya sekedar untuk menggenggam tangannya. Dia tersedu tanpa suara, dan aku bisa apa?

Sebab dia gadis dalam kaca.

Aku : Aku turut menangis mengikuti isaknya yang nyaris tak bersuara, dia tampak rapuh, aku harus bagaimana? Seseorang diluar sana, bisa tolong peluk dia?



Kamis, 10 Agustus 2023

Garis Interaksi

Adi        : "Merah kan nggak tau ya kalau dia bakal jadi ungu kalau ketemu biru."

Fika       : "Hah, gimana?"

Adi        : "Iya, merah ketemu biru, jadi ungu. Mereka kan nggak punya kendali."

Fika       : (senyum memahami) "Aku suka merah.."

Adi        : "Aku, suka biru.."

Fika & Adi  : (mengucap bersamaan) "Tapi aku gak suka ungu.."