Jumat, 30 Juni 2023

Dari Dialog Terakhir

Segala awal yang tercipta dan mengukuhkan diri untuk dimilikimu perlahan berjingkat dan memutuskan pergi. Hutan, hujan, awan, langit, singkong. Padahal cintaku jauh lebih abadi dibanding mati.


Kau memilih pulang jauh meninggalkan takdir sebagai sesuatu yang tak bermakna. Di mana sebenarnya cintamu Nawang Wulan? kuingat percakapan terakhir kita hanya berbalasan cinta, tapi apa?

Aku menanggalkan cita, kita, jadi ketiadaan yang sempurna.


Cinta bagimu semata kata, aku tak mau percaya khayangan menganggapmu makhluknya. Pembual.


Sekelebat—Aku tahu semua akan berakhir seperti ini, sungguh, aku meramalkannya sejak kulupa di mana kutaruh selendangmu.


Dengar pertanyaanku, Apa yang lebih kau cari di khayangan ketimbang hidupmu yang lebih nyata di sini? Bagi kami khayangan itu fana, hanya semata imaji liar yang tak pernah ada.


Dengarlah tangis yang datang dari Nawang Asih, kelak ia akan bicara dan bertanya kemana ibunya, lantas kujawab apa? Ibunya di surga?


Wulan, hari ini tubuhku hidup, aku bernapas dan bicara menuntut Tuhan. Coba pernah kau tengok isi jiwaku? jantung dan bagian lain paru-paruku? Mereka biru, berdegup tanpa alasan dan menghirup kekosongan.


Kisah kita akan berulangkali didengar sebagai kisah cinta yang menghancurkan jiwa, yang akan selalu dikisahkan bahwa kita mencintai orang yang meninggalkan kita dan meninggalkan orang yang mencintai kita.



- R, Terisnpirasi oleh naskah "Percakapan Terakhir Jaka Tarub dan Nawang Wulan" karya Ferdi Firdaus.

Kamis, 22 Juni 2023

Tertanda, Calon-Calon Kesedihan

Pagi ini ada sepucuk surat, kurang lebih isinya seperti ini:

“Hei. Aku cuma mau bilang, bagaimanapun kamu tahu aku akan datang kan?

Jangan panik, jangan cemas, sebab hanya satu yang bisa membuat kamu tenang menghadapiku.

Bukan, bukan kuat yang dibuat-buat, atau bahagia yang pura-pura, melainkan penerimaan dan pengertian, bahwa aku ada di hidupmu melainkan untuk semakin mendekatkanmu dengan kepasrahan dan keikhlasan pada apa pun. 

Terlebih pada kehendak Tuhan; bentuk sesungguhnya dari kekuatan.”


Tertanda, 

Calon-calon kesedihan.

Je T'aime

Entah untuk keberapa kalinya, Prancis selalu terbilang identik dengan kata romantis, manis, dan tentu saja puitis. 
Dari seluk beluk paras setiap kotanya sampai rupa setiap monumennya, menjadikan semua momen dipastikan terbalut indah jika berlatar belakang negara hexagon itu. 

Tapi, ada satu hal yang membuatnya lebih menjadi romantis, yaitu bahasanya.

"Je T'aime" adalah sebuah kalimat yang bermakna "I love you" dalam bahasa inggris atau "Aku cinta kamu" dalam bahasa Indonesia.

Lalu apa yang spesial? Bukannya kata cinta memang selalu berakhir romantis?

Coba kita bandingkan dengan sebagian besar bahasa, kita ambil contoh Bahasa Indonesia dan Inggris.

Kata I Love You mempunyai susunan pola Subjek + kata kerja + Subjek/objek

Kata Aku Cinta Kamu juga sama Subjek + kata kerja + Subjek/objek


Sedangkan kalimat “Je T’aime” terdiri dari : Je (Saya) + Tu (Kamu) + Aimer (mencintai)

 

Lihatlah, bahkan disini Cinta pun tidak bisa memisahkan antara Aku dan Kamu. Apakah hal itu tidak terlampau romantis?


- Hzr.