Kartini hari ini.
Ada yang sedang terlelap di gerbong menuju tempat kerjanya,
ada yang sedang mengerenyitkan dahi di depan untaian skripsinya,
ada yang sedang menata ulang puing-puing hatinya sesekali mengumpat,
ada yang sedang menangis di dalam sujudnya berdoa bukan untuk dia,
ada yang sedang terciprat minyak saat memasak masakan kesukaanmu,
ada yang sedang baru mengunyah setelah seharian memastikan anak dan keluarganya kenyang,
ada yang sedang berjuang memiliki malaikat kecil,
dan
ada pula yang engkau tau ia sedang apa detik ini dan bagaimana ia berjuang menggengam haru.
Pada setiap linang air mata dan rapuhnya diksi,
ia membangun dinding batin dan jiwa yang kuat untuk setiap perjuangan.
Layaknya mengengam bara demi pembebasan dari kewajaran-kewajaran yang mengekang.
Bukan semata-mata hanya untuk diakui, melainkan dihargai terlebih dicintai.
Maka, pada setiap wanita ada Kartini.
Maka, pada setiap wanita ada Kartini.