Temaram malam sedang merana
mengeluh menyaksikan rinduku
yang menjadikannya sebagai lakuna
Teruntuk yang terindu, tulip berduriku
lalu memilih jatuh pada dua buah sayu matamu
Kulihat bulan memilih berlalu
Kulihat bulan memilih berlalu
merasa eloknya tak sepadan dengan abhatimu
Kemudian gemintang meredup
Enggan bersanding dengan terang kenanganmu
Teruntuk yang terindu, tulip berduriku
Begitulah kusantap malam dengan lamunanmu
Renjana ini tak mengharap sisi pundakmu, melainkan sisa usiamu
Sebagai pendamping sisa bayaku
Tidak ada komentar:
Posting Komentar