Selasa, 11 Februari 2020

Melampaui Sadar



Ada yang tak kutahu dari lamunanmu
Gemintang dan meredupkan langit sekaligus


Ada yang tak kusadari tentang parau guraumu
Menertawai luka duka yang membiru

Ada yang tak kutahu soal tatap matamu
Sejak fajar menyapa hingga temaram meminta malam

Ada yang tak kumengerti dari tubuh yang menggigil memeluk
meringkuk berdoa lalu tersenyum

Ketidakberdayaanku memahami semua

Apa dan kenapa
Siapa dan dimana
Bagaimana dan kapan

Namun 
Satu yang kutahu engkau tahu;
Kita mengarifi irama-irama bisu

Minggu, 09 Februari 2020

Di Depan Layar Sinema

Kini kupangku pipi cembungku
Pilihanku jatuh menonton setengah rupamu 
Dibanding menatap layar sinema itu; 
yang sudah dua warsa lamanya kutunggu 

Aku bahkan mampu mengehentikan waktu 
Demi memusatkan bola mataku pada parasmu 
Namun, aku tak mampu jika tak berdecak kagum
Bahkan tersenyum
Alih-alih menatap layar kaca di pantulan lensa mata tajammu

Eunoia ini mulai bertanya;

Adakah yang lebih rupawan dari matamu yang menawan? 
Apa yang lebih menghanyutkan dibanding senyum mautmu? 
Tawamu yang terkekeh, hidungmu yang kembang kempis, 
dan alismu yang berbaris, 
Dapatkah kutaruh diksi paling indah untuk menjelaskannya? 

Sepanjang masa kunamai kau sang duka 
Bukan, bukan seperti yang kau terka 

Tapi justru tanpamu, takbisa kusyukuri cinta.

Tulip Berduriku


Temaram malam sedang merana

mengeluh menyaksikan rinduku 
yang menjadikannya sebagai lakuna
lalu memilih jatuh pada dua buah sayu matamu

Kulihat bulan memilih berlalu
merasa eloknya tak sepadan dengan abhatimu 
Kemudian gemintang meredup 
Enggan bersanding dengan terang kenanganmu

Teruntuk yang terindu, tulip berduriku 
Begitulah kusantap malam dengan lamunanmu
Renjana ini tak mengharap sisi pundakmu, melainkan sisa usiamu 
Sebagai pendamping sisa bayaku

Berulang Kali



Sekali-kali coba kau tengok relung hatinya,

Mungkin kau bertemu sebuah ragu.




Sekali-kali coba kau cermati pipi bulatnya,

Mungkin tercetak bekas linang air.




Sekali-kali coba kau telaah tatap sayup matanya,

Mungkin kau temukan luka.




Sekali-kali coba kau lihat dirimu,

Mungkin kau yang menjadi alasannya,

berulang kali.