Bahkan ketika semua manusia sedang asyik melahap binarnya dunia, mataku hanya berbinar menggetar menatapmu.
Sebab aku takut melukai sisi terpuitismu, dengan diksi-diksi yang 24 malam kupikirkan untuk menyentuh telingamu.
Sambil berpikir, dengan majas macam apalagi harus aku tuliskan keindahanmu, agar Tuhan tidak cemburu?