Minggu, 23 Juli 2023

Asmaraloka

Tatkala rasa mulai menyapa

Mengakar jadi renjana
Tatkala harsa menjeremba
Merengkuh daksa
Ke dekap jiwa


Bak serayu yang jadi dersik
Cinta pecahkan sunyi semesta
Bak bisik yang jadi berisik
Rindu ramaikan sepinya sukma

Kuncup memekar
Pelangi berbinar
Bisakah


Qadha dari Sang Pencipta
Menghembus ijab segala doa
Hingga pada waktunya
Iktikad mengukir akad

Selasa, 18 Juli 2023

Tinggal

Pada Bahasa Indonesia, kata "tinggal" dapat memiliki dua makna. 

Pertama, ia bisa berarti menetap (pada suatu tempat/sesuatu). Sebagai contoh : 

Aku tinggal disini, aku tinggal bersamamu, kita tinggal bersama. 

Kalimat yang indah dan menenangkan bukan? Tapi, kata tinggal tersebut sekejap bisa menjadi sebuah mimpi buruk, bumi gonjang-ganjing, atau simalakama, jika digunakan dengan imbuhan. Entah itu ditambahkan dengan me- , di- , atau ter - .

meninggalkan, ditinggalkan, tertinggal. 

Ketika kata ini muncul, hal yang kita sebut luka, nelangsa, dan juga penyesalan bisa saja mengikuti. Pada akhirnya, kata "tinggal" mungkin menanggung cinta dan beban sebuah kesedihan. 

Jadi, kira-kira, ketika saya bersama anda, saya akan mendapatkan kata yang mana?

Apakah berakhir dengan atau tanpa imbuhan?


- Hzr.

Kamis, 13 Juli 2023

Khawatirnya Perempuan

    Khawatirnya perempuan itu seperti buih di laut. Seolah tidak ada habisnya. Sesuatu yang kalau ia perbincangkan dengan laki-laki mungkin akan ditanggapi; "yaudahlah santai". Dan itu membuatnya semakin jengkel, juga bertambah khawatir.

Selain seperti buih, tumbuh pula seperti ombak, bergulung-gulung. Siang-malam tak pernah berhenti sepanjang angin terus mengalir. Seperti itulah sebab-sebab khawatirnya. Tidak kelihatan, tapi dirasakan terus menerus.

Mungkin khawatir tentang fisiknya seperti kulit putih, rambut lebat nan panjang, tinggi rendahnya badan, cantik tidaknya paras, alis yang berbaris, dan segala sesuatu yang seringkali diam-diam membuat dirinya terdiam di depan cermin. Ya, mungkin khawatir tentang apa yang dipikirkan orang lain tentangnya.

Ketika masih belia, khawatir dengan pertemanan, masuk ke dunia berikutnya khawatir tentang pekerjaan dan karir, ke usia yang lebih matang khawatir tentang jodoh, ditambah khawatir pasangannya kelak tidak setia, dan lain-lain. 

Ada saja yang memenuhi ruang-ruang di pikirannya. Ada saja hal-hal yang membuatnya sakit kepala tiba-tiba karena ulahnya sendiri.

Tapi ketika ia menemukan seseorang yang mampu meniadakan kekhawatirnya, membuatnya percaya bahwa segala sesuatunya akan baik-baik saja. Dengan senang hati, ia akan mencurahkan segala daya dan pikirannya untuk orang itu. Sekalipun mungkin itu menyakiti dirinya. 
hmm tapi saya ralat deh, semoga tidak ada yang tersakiti.

Kadang, saya merasa percaya bahwa kemampuannya melihat sesuatu dari sisi negatif (hal yang buruk) membuat perempuan jauh lebih jeli dan hati-hati daripada laki-laki, yang (kadang) terburu-buru, grusah-grusuh, kurang terliti.

Dan kekhawatiranya itu adalah kekuatan yang hebat kala ia berumah tangga. Saat ia sanggup berhitung atas situasi dan membuatnya selalu bersiap dalam kondisi terburuk. Dan kekuatan itulah yang sadar atau tidak, membuatnya menjadi kuat. Pemikiran ini tentunya setelah melihat perempuan yang dengan segala kecerewetan, lemah lembut, dan kepanikanya mengatur sebuah keluarga, Ibu.

Minggu, 09 Juli 2023

Diam

Kau diam

Lalu semua temaram

Gelap

Dalam khilaf 


Bergeraklah sedikit

KAU

Jadi A KU 


Yasudahlah,

Semoga esok

Pagi sampaikan maafku

Pada ia yang selalu menyenangkan 

Dan menyebalkan


Lewat tukang sayur 

Yang selalu lewat

Dan kau lupakan


Lewat gerbang dengan 3 satpam

Yang kau lewatkan

Dan kau lupakan


Maafkan aku hari ini dan esok hari

Minggu, 02 Juli 2023

Tolong Catat

Pada hati yang baru, berhati-hatilah dengan hati.

Sebab kelak, aku ada bukan untuk menyempurnakan.

Mungkin, untuk menarik napas panjang menghadapi keras kepalamu, untuk melihat ke dalam binar matamu, lalu mengangkat satu alisku, ketika kamu mulai ragu terhadap sesuatu.

Mungkin untuk melihatmu tajam dari sudut mata, ketika leluconmu mulai salah tempat.

Mungkin juga untuk menepuk pundak dan pipimu, mengangkat wajahmu yang mulai menampakkan lelah dan putus asa, kemudian berlagak hebat dengan mengatakan, “semua akan baik-baik saja kok!”

Jadi, tolong terima, keberadaanku bukan untuk menyempurnakanmu. Silakan kecewa. Tapi rasanya tidak perlu aku katakan, bahwa kamu, dan segala yang ada di sana (di dirimu), sudah merupakan takaran yang paling pas untuk dihadapi dengan kekuatan yang aku miliki.

Karena hanya dengan begitu, siapa lagi yang akan bahagia, kecuali kamu,
dan aku.

Ingat, pada cinta yang baru, mencintailah dengan lebih baik.




- Hzr.