“Sudah kubilang apa?
kata-kata tidak mengubah apa-apa.
Setiap kata bisa diganti artinya, dan setiap arti bisa diubah.
Bagaimana bisa kau bernafas hanya dengan kata-kata, Kamila.
Lalu kau bilang apa? Senja?
Senjamu itu dapat menghitam.
Begitu dengan harapan,
salah-salah malah menerkam.”
Kamila tersungkur pada hakikat,
mengamini setiap untaian ensephalon.
Cahaya matanya binasa dihisap kecewa,
Mengira takkan lagi bertemu sungkawa.
Kamila menerka-nerka,
apakah cintaku sedemikian menakutkan?
Hingga untuk singgah pun enggan
yang mereka sebut bahagia.
Anhaz - Août