Selasa, 28 Januari 2020

Kopi Pahit


Kau hari ini mengumpat


Berkata dengan nada tinggi

Bahwa Engkau mencintai kopi

Selayaknya Kau mencintaiku

Tanpa dengan

Tanpa gula

Karena kau tak terlalu suka pemanis

Untuk hal yang ditakdirkan pahit.



Bagaimana bisa aku memebenci cacian indah ini?


Kabung



Jauh aku ke kotamu

untuk bersambung,

namun yang kutemu

hanyalah rasa berkabung.


Lalu,



Dalam diam yang tak beranjak,

sunyiku merangkai sajak,

tentang indah yang pilu

atau rindu yang kelu.



Lihat, ratapan apa ini?



seperti menatap 

satu tatap

yang ingin menetap

namun tak mampu mendekap.


Benar, refleksi mataku

di dua bongkah bola matamu


kala itu.


- Anhaz.